2011-11-28

Kamu dan Aku




            Langit kemerahan mengisahkan perjalanan panjang yang memilukan. Ranting- ranting pohon yang tersusun tak karuan diatas rumah-rumah, menjadi saksi atas kekejaman dunia. Bahkan tak satupun anjing atau kucing yang berani keluar untuk menolong pemiliknya yang sedang sekarat.
 “ matahari yang terbenam” begitulah kata orang –orang terhadap negara kami.  Sejak Jepang meniupkan peluit permusuhan, awan merah selalu menyelimuti atmosfir diatas negaraku. Mungkin awn itu adalah darah para pejuang yang telah berusaha membebaskan kami dari peperangan ini, termasuk ayah, ibu, dan kakakku. Mereka semua meninggalkanku sendiri  di kota mati ini. ya, kini aku hidup sendiri di kota yang kejam ini. Berjuang mempertahankan hak kehidupanku.
“Hyeon jeong, cepat masuk, Ini sudah mendekati waktu operasi malam!” teriakan heon joong menyadarkanku dari lamunan panjang, dia adalah satu-satunya teman satu trainerku yang tersisa.
“ ne, arayo...” teriakku padanya sambil berlari kecil ke arah pengungsian.

                                                ********
“Hyeon Jeong-ah, apa yang akan kita pelajari hari ini?”
“ ahhh, kau mengagetkanku.”
“ok, ok maaf, tapi jangan melamun terus dong! Negara kita sedang kritis, tapi kamu masih sempat untuk melamun!” omelnya padaku.
 “baiklah, kita lihat apa yang bisa kita pelajari hari ini” ucapku sambil menggeser-geser aplikasi yang ada pada Tablet PC-ku.

Setiap malam, kami selalu menyempatkan diri untuk mencari informasi dari segala sumber. Bagi aku yang hanya tahu kekayaan dan bersenang-senang, tentunya perang ini adalah hal yang diluar akalku. Rasanya seperti sedang bermain dalam permainan sejarah. Apalagi saat ini aku tinggal bersama orang-orang asing yang sebagian dari mereka berbeda dari kehidupanku. Kebanyakan dari mereka adalah anak kecil dan wanita yang telah kehilangan suami dan anak laki-lakinya. Masa depan tempat ini berada pada pundak kami berdua, sehingga kami harus selalu belajar agar bisa mengalahkan Jepang.

“omo, lihat, lihat bagian ini! Presiden Jepang akan memindahkan ibu kota korea ke Shuwon, karena di Seoul terjadi banyak pemberontakan” aku berteriak spontan saat melihat hal itu. Ternyata hal itu tidak hanya mengejutkanku, tapi semua orang dipengungsian. Mereka menoleh kepada kami dan bergerak mengerubungi kami untuk mengetahui berita selengkapnya mengenai pemindahan ibu kota itu.
“oppa, apa itu pemindahan ibu kota? Apakah Jepang akan menyerang daerah kita? oppa, jelaskan pada kami!” seorang gadis kecil berusia 6 tahun menarik-narik lengan bajuku tak sabar.
“sabar seo hyun, hyeon jeong oppa masih memastikan kebenaran berita itu, baru setelah itu dia akan memberi tahu kita.”
“hyeon jeong, beritahu kami kebenaran berita itu setelah kau memastikannya” kali ini seorang wanita paruh baya membelaku.
“ne, agasseumnida” heon joong mewakiliku menjawab.

            Setelah memastikan semua berita, aku berdiri diantara para penghuni gedung ini. Mereka terlihat sangat antusias mendengar berita ini. saat ini mereka sangat tegang. Itu terlihat dari ekspresi mereka saat ini bercucuran keringat dan sebagian yang lain menelungkupkan tangannya sambil menunduk, seperti sedang berdoa. Begitu pula dengan aku dan heon joong yang membacakan berita itu.

            “saudara-saudaraku, hari ini kita mendapatkan berita yang sangat penting!” aku membuka percakapan. Perkataan itu disambut orang-orang pengungsian yang saling berbisik membicarakan apa yang akan terjadi pada daerah mereka.
        
mau tahu kelanjutanya???
sering-sering main ke blog ini untuk mengetahui kosah selanjutnya....







0 komentar:

Posting Komentar

Free HTML Blog 4u